PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Positifisme yang diperkenalkan oelh Auguste Comte yang berasal dari kata “
positif”. Kata positif disini sama artinya dengan faktual, yaitu apa yang berdasarkan fakta - fakta. Dengan demikian, ilmu pengetahuan Empiris menjadi contoh istimewa dalam bidang pengetahuan. Kemudian filsafat pun harus meneladani contoh itu. Oleh karena itu pulalah, posifitisme menolak cabang filsafat metafisika.
Disini penulis akan mencoba menulis pokok - pokok pemikiran yang ada pada
Tokoh Auguste Comte, yang telah melahirkan Filsafat Positifisme. Karena mengenali Tokoh dan pokok pemikirannya itu penting untuk mengetahui lebih dalam filsafat yang dilahirkan.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah yang akan penulis sajikan kali ini tentang pemikiran seorang tokoh filsafat yang bernama Auguste Comte.
Dengan tujuan mengetahui :
1. Biografi Auguste
2. karya – karya Auguste
3. Pemikiran Auguste
BAB 2
AUGUSTE COMTE
2.1 BIOGRAFI AUGUSTE COMTE
Auguste Comte dilahirkan di Mont Pellier, Perancis, tahun 1798. Keluarganya beragama Katolik dan berdarah bangsawan. Namun Auguste tidak terlalu perduli dengan kebangsawanannya. Dia mendapat pendidikan di Ecole Polytechnique di Paris dan lama hidup disana. Dikalangan teman-temannya Auguste Comte adalah mahasiswa yang keras kepala dan suka memberontak.
Auguste Comte memulai karir profesinya dengan memberi les dibidang Matematika. Meski ia sudah memperoleh pendidikan dalam Matematika, perhatian yang sebenarnya adalah pada masalah - masalah kemanusiaan dan sosial. Minat ini mulai berkembang dibawah pengaruh Saint Simont, yang memperkerjakan Auguste sebagai sekretarisnya. Dan dengannya, Auguste menjalin kerja sama erat dengan mengembangkan karya awalnya sendiri. Akan tetapi sesudah tujuh tahun pasangan ini pecah karena perdebatan mengenai kepengarangan karya bersama, dan Auguste comte pun menolak pembimbinganya itu.
Kondisi ekonomi Comte pun juga pas-pasan saja, dan hampir terus - menerus hidup miskin. Di akhir hayatnya dia hidup dari pemberian orang-orang yang mengaguminya dan pengikut - pengikut agama humanitasnya. (1)
2.2 KARYA – KARYA AUGUSTE COMTE
1. Course Of Positive Philosophy
2. System Of Positive Politics
3. Appeal to Conservatives (2)
2.3 PEMIKIRAN AUGUSTE COMTE
Menurut Comte pengembangan pengetahuan manusia baik perseorangan maupun umat manusia secara keseluruhan, melalui tiga zaman atau tiga Stadia. Menurutnya, perkembangan menurut tiga zaman ini merupakan hukum yang tetap. Ketiga zaman itu adalah Zaman Teologis, Zaman Metafisika dan zaman Ilmiah atau Positif.
1. Zaman Teologis
Pada zaman teologis, manusia percaya bahwa dibelakang gejala-gejala alam terdapat kuasa - kuasa adikodrati yang mengatur fungsi dan gerak gejala - gejala tersebut. Kuasa - kuasa ini dianggap sebagai makhluk yang memiliki rasio dan kehendak seperti manusia, tetapi orang percaya bahwa mereka berada pada tingkatan yang lebih tinggi dari pada makhluk – makhluk insan biasa.
Zaman teologis dibagi lagi menjadi tiga periode berikut :
a. Animisme. Tahap Animisme merupakan tahap paling primitif karena benda-benda dianggap mempunyai jiwa.
b. Politeisme. Tahap Politeisme merupakan perkembangan dari tahap pertama. Pada tahap ini manusia percaya pada dewa yang masing - masing menguasai suatu lapangan tertentu; dewa laut, dewa gunung, dewa halilintar dan sebagainya.
c. Monoteisme. Tahap Monoteisme ini lebih tinggi dari pada dua tahap sebelumnya, karena pada tahap ini, manusia hanya memandang satu Tuhan sebagai Penguasa.
2. Zaman Metafisis
Pada zaman ini manusia hanya sebagai tujuan pergeseran dari tahap teologis. Sifat yang khas adalah kekuatan yang tadinya bersifat adi kodrati,diganti dengan kekuatan-kekuatan yang mempunyai pengertian abstrak, yang diintegrasikan dengan alam.
3. Zaman Positif
Zaman ini dianggap Comte sebagai zaman tertinggi dari kehidupan manusia. Alasanya ialah pada zaman ini tidak ada lagi usaha manusia untuk mencari penyebab - penyebab yang terdapat dibelakang fakta-fakta. Manusia kini telah membatasi diri dalam penyelidikannya pada fakta-fakta yang disajikannya.Atas dasar observasi dan dengan menggunakan rasionya, manusia berusaha menetapkan relasi atau hubungan persamaan dan urutan yang terdapat antara fakta-fakta. Pada zaman terakhir inilah dihasilkan ilmu pengetahuan dalam arti yang sebenarnya.
Hukum tiga zaman tidak hanya berlaku pada manusia sebagai anak, manusia berada pada zaman teologis, pada masa remaja ia masuk zaman metafisis dan pada masa dewasa ia memasuki zaman positif.
Demikian pula Ilmu Pengetahuan Berkembang mengikuti ³ zaman tersebut yang akhirnya mencapai puncak kematangannya pada Zaman Positif.(3)
Pada akhir hidupnya, ia berupaya membangun agama baru tanpa teologi atas dasar Filsafat Positifnya.(4) Altruisme merupakan istilah Ciptaan Comte sebagai kelanjutan dari ajarannya tentang tiga zaman. Altruisme diartikan sebagai “ menyerahkan diri kepada seluruh masyarakat “. Bahkan, bukan “ salah satu masyarakat “, melainkan I’humanite “- suku bangsa manusia –“ pada umumnya. Jadi, “altruisme” bukan sekedar lawan “egoisme”.
Keteraturan masyarakat yang dicari dalam posifitisme hanya dapat dicapai kalau semua orang dapat menerima altruisme sebagai prinsip dalam tindakan mereka. Sehubungan dengan altruisme ini, Comte menganggap bangsa manusia menjadi semacam Pengganti Tuhan. Keilahian baru dari positifisme ini disebut Le Grand Eire “ Maha Makhluk “. Dalam hal ini Comte mengusulkan untuk mengorganisasikan semacam kebaktian untuk
If Grand Eire itu lengkap dengan Imam – imam, Santo - santo, Pesta - pesta liturgi, dan lain - lain.
Dogma satu-satunya agama ini adalah cinta kasih sebagai prinsip, tata tertib sebagai dasar, kemajuan sebagai tujuan.
Ujung dari pencarian kebenaran yang dilakukan Auguste Conte adalah falsafahnya tentang hidup manusiayang membutuhkan hubungan dengan zat yang sempurna, yang diwujudkan dalam bingkai teori sosiologinya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
- Auguste Comte dalah tokoh yang telah melahirkan Filsafat Positifisme. Dengan titik tolak pemikirannya ialah apa yang telah diketahui adalah faktual dan yang positif.
- Perkembangan pemikiran manusia berlangsung dengan tiga tahap :
tahap teologis, tahap metafisis, dan tahap ilmiah / positif.
- Tahap - tahap tersebut berlaku pada setiap individu (dalam perkembangan rohani) juga dibidang ilmu pengetahuan.
- Istilah ciptaannya yang terkenal Altruisme yaitu menganggap bahwa soal utama bagi manusia ialah usaha untuk hidup bagi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
- DRS. Atang Abdul Hakim, Filsafat umum, Pustaka Umum, Pustaka Setia Bandung 2008
- Asmoro Achmadi, Filsafat umum, PT. Raja Grafindo Persada jakarta 1995.
- Dr.HarunHariwijono, sari Sejarah Filsafat Barat 2 kamsus Yogyakarta 1980.
0 komentar:
Posting Komentar