ILMU ALAMIAH DASAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gempa bumi bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, gempa juga bisa menimpa siapa saja. Dilihat dari proses terjadinya, gempa dibagi menjadi 3, gempa tektonik, vulkanik dan runtuhan. Menurut jaraknya, gempa juga dibagi menjadi 3 yaitu, gempa sangat jauh, jauh dan lokal. Dan menurut lokasinya, gempa dibagi menjadi 2, yaitu gempa daratan dan gempa lautan.
Tetapi masih banyak masyarakat yang belum tahu akan hal tersebut. Tidak tahu jenis gempa apa yang sering terjadi di negara kita ini. Maka dari itu di dalam makalah ini akan dibahas mengenai apa saja yang berhubungan dengan gempa beserta dalil tentang gempa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa gempa itu ?
2. Bagaimana gempa bisa terjadi ?
3. Bagaimana akibat gempa bumi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gempa
Gempa adalah gerak atau getar kulit bumi yang disebabkan oleh gaya endogen, wujudnya berupa sentakan atau getaran yang mengiringi aktivitas tektonisme maupun vulkanisme. Gempa dapat juga berupa runtuhan bagian bumi secara lokal.
Gelombang gempa bumi ada 3 macam, yaitu gelombang primer (gelombang longitudinal), gelombang sekunder (gelombang transfersal) dan gelombang panjang atau gelombang permukaan.
B. Macam-macam Gempa Bumi
Gempa bumi diklasifikasikan menjadi 3 macam. Yaitu Tektonisme, Vulkanisme dan Seisme.
1. Tektonisme
Tektonisme adalah tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan lapisan permukaan bumi, baik horizontal maupun vertikal. Tenaga Tektonik adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan gerak naik dan gerak turun lapisan kulit bumi. Gerak itu meliputi Epirogenetik dan Orogenetik.
- Gerak Epirogenetik (relatif lambat)
Gerak ini ialah gerak vertikal yang naik turun di berbagai bagian di kulit bumi dan berlangsung sangat lambat (berabad-abad). Biasanya gerak ini mengakibatkan bagian-bagian kulit bumi melengkung pada daerah-daerah yang sangat luas sekali (epeiros = tanah luas). Penting sekali bagi pembentukan benua-benua (kontinen-kontinen). Daerah-daerah pedalaman benua-benua seperti : Kanada, Brasillia, Afrika Tengah, Scandinava, Siberia Utara dsb, terjadi karena gerak epirogenetik, sejak masa cambrium. Karena lengkungan bumi itu sangat luasnya, maka tidaklah terjadi perubahan-perubahan pada hubungan-hubungan batuan-batuannya, artinya dislokasi (kerutan-kerutan, retakan-retakan) hampir tak ada.
Gerak epirogenetik ini lebih jelas dapat kita perhatikan pada tepi-tepi pantai. Jika daratan (daerah pesisir) naik, maka dikatakan epirogenetik negatif, karena nampaknya permukaan laut seolah-olah turun jika dibandingkan dengan daratan. Sebaliknya jika daratan turun disebut epirogenetik positif, karena permukaan laut seolah-olah naik kelihatannya. Pada hakekadnya tinggi permukaan laut tidak berubah. Karena untuk peristiwa seperti ini permukaan lautlah yang diambil orang sebagai dasar / parameter perbandinga atau dasar pengukuran. Contoh : Pantai yang naik di Norwegia (epirogenetik negatif).
- Gerak Orogenetik (relatif cepat)
Gerak ini lebih cepat jalannya, jika dibandingkan dengan gerak epirogenetik. Gerak ini menyebabkan tekanan yang horizontal ataupun vertikal di kulit bumi, hingga terjadilah dua jenis peristiwa dislokasi, seperti kerutan atau lipatan dengan indikasi terjadi gunung-gunung / prgunungan-pegunungan dan terbentuk retakan atau mungkin patahan.
a. Pelengkungan : lapisan kulit bumi yang semula mendatar jika mendapat tekanan vertikal akan membentuk struktur melengkung. Lengkungan tersebut dapat mengarah ke atas yang disebut kubah (dome) dan dapat mengarah ke bawah yang disebut basin.
b. Lipatan : lapisan kulit bumi yang mendapat tekanan arah mendatar akan membentuk lipatan. Punggung lipatan disebut antiklinal. Lembah lipatan disebut sinklinal.
c. Patahan : terjadi karena adanya tekanan atau gerakan tektonik secara horizontal maupun vertikal pada kulit bumi yang rapuh. Daerah patahan merupakan daerah yang rawan gempa karena rapuh. Patahan sering disebut juga sesar.
d. Retakan : terjadi karena gaya regangan yang menyebabkan batuan menjadi retak-retak.
2. Vulkanisme
Vulkanisme merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Keluarnya magma ke permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa kepundan pada gunung api. Jika magma yang berusaha keluar tidak mencapai permukaan bumi, proses ini disebut intrusi magma. Jika magma sampai di permukaan bumi, proses ini disebut ekstrusi magma. Magma yang sudah keluar ke permukaan bumi disebut lava.
a. Proses Vulkanisme dapat menghasilkan berbagai bentuk muka bumi. Antara lain :
1. Kawah, yaitu lubang berbentuk mangkuk yang terletak di puncak gunung api.
2. Kaldera, yaitu hasil letusan gunung api yang berbentuk seperti kawah, tetapi berukuran jauh lebih besar, karena besar itulah pada kaldera dapat terbentuk danau, emisi gas, mata air panas dan gunung api corong kecil.
3. Berbagai bentuk gunung api.
b. Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan sebagai berikut :
1. Retas (sill) yaitu magma yang membeku diantara dua lapisan bantuan yang ada di dalam bumi berupa batuan beku.
2. Lakolit, yaitu bentuk cembung ke ats tetapi datar di bawah akibat magma yang menekan ke atas diantara dua lapisan batuan sedimen.
3. Gang atau korok, yaitu bentukan tipis dan panjag memotong lapisa litosfer secara vertikal atau miring yang berasal dari magma yang membeku ketika berusaha menerobos betuan sedimen.
4. Batholit, yaitu magma yang membeku jauh di dalam bumi.
3. Seisme
Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudra disekitarnya. Gayangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme. Getaran yang dihasilkan akibat pergeseran kerak bumi tersebut dapat besar maupun kecil. Besar kecilnya kerusakan di muka bumi disebabkan oleh besar kecilnya gempa tersebut.
a. Klasifikasi Gempa
Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Menurut proses terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut.
1. Gempa Tektonik : terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini yang merambat sampai ke permukaan bumi.
2. Gempa Vulkanik : terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini hanya dapat dirasakan disekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat setelah letusan.
3. Gempa runtuhan atau longsoran : terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.
Menurut bentuk episentrumnya, jenis gempa ada dua, yaitu :
1. Gempa sentral, yaitu episentrumnya yang berbentuk titik.
2. Gempa linier, yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk garis.
Menurut kedalaman hiposentrumnya gempa dibedakan mejadi 3, yaitu :
1. Gempa bumi dalam, yaitu kedalaman hiposenternya lebih dari 300 km dibawah permukaan bumi.
2. Gempa bumi menengah, kedalaman hiposenternya berada antara 60-300 km di bawah permukaan bumi.
3. Gempa bumi dangkal, yaitu kedalaman hiposenternya kurang dari 60 km.
Hyposentrum : tempat asal mula (sumber) getaran getaran gempa, berada dibawah permukaan bumi (hypo artinya bawah dan centrum artinya pusat). Bagi gempa tektonis, hyposentrum ini bukanlah merupakan titik, tetapi berupa garis yang kadang-kadang sampai ratusah kilometer. Mengapa?, karena letak hyposentrum ini sering antara 10 s/d 50 km dibawah permukaan bumi, tetapi kadang kadang sampai 700 km.
Episentrum : suatu tempat pada permukaan bumi yang terdekat (tegaklurus) pada hyposentrum. Tempat inilah yang mendapat getaran paling keras dan tentunya menedrita kerusakan yang terhebat pula. Untunglah di Indonesia letak episentrum-episentrum itu
kebanyakan berada di laut (lihat gambar di bawah).
kebanyakan berada di laut (lihat gambar di bawah).
Menurut jaraknya, ada tiga jeis gempa, yaitu :
1. Gempa sangat jauh, jarak episentrumnya lebih dari 10.000 km.
2. Gempa jauh, jarak episentrumnya sekitar 10.000 km.
3. Gempa lokal, jarak episentrumnya kurang dari 10.000 km.
Menurut lokasinya, gempa ada dua jenis, yaitu :
1. Gempa daratan, episentrumnya di daratan
2. Gempa lautan, episentrumnya di dasar laut
b. Pengukuran Gempa Bumi
Getaran gempa dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala axah. Getaran itu berupa gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum, juga terjadi rambatan getaran di permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang. Jadi, gelombang gempa dapat dibedakan atas:
(1) gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan 4-7 km per detik
(2) gelombang sekunder (S): berupa gelombang transversal yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan 2-6 km per detik
(3) gelombang panjang (L): merupakan gelombang permukaan dengan kecepatan lebih lambat.
c. Kekuatan Gempa
Kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain kekuatan gempa, letak hiposentrum, struktur tanah, dan struktur bangunan. Kekuatan gempa (magnitude) diukur berdasarkan tingkat kerusakan yang dihasilkan. Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa, antara lain Skala Omari, Skala Richter, Skala Cancani, dan Skala Mercalli.
Tabel Skala Richter dan ciri-cirinya :
No. | Skala Richter | Ciri-ciri akibat gempa |
1 2 3 4 5 6 7 8 | 2,0 s/d 3,4 3,5 s/d 4,2 4,3 s/d 4,8 4,9 s/d 5,4 5,5 s/d 6,1 6,2 s/d 6,9 7,0 s/d 8,0 > 8,0 | Terekam seismograf, namun tidak dapat dirasakan Dapat dirasakan oleh beberapa orang Dapat dirasakan oleh banyak orang Dapat dirasakan oleh semua orang Terjadi kerusakan kecil/sedikit pada bangunan Terjadi kerusakan bangunan Terjadi kerusakan pada jalur rel kereta api dan terjadi kerusakan hebat Terjadi kerusakan yang luar biasa (gempa yang sangat besar) |
Tabel Skala Merchalli dan ciri-cirinya :
Skala Mercalli | Gejaia yang terjadi di permukaan bumi |
I | Hampir, tidak terasa oleh seorang pun. |
II | Dirasakan oleh sangat sedikit orang. |
III | Getaran beruntun dirasakan oleh beberapa orang, tetapi mereka tidak menyadari bahwa itu gempa atau bergetar seperti ada truk ringan lewat. |
IV | Bisa dirasakan oleh beberapa orang dalam ruang tertutup. seolah oiah seperti hantaman truck ke sebuah bangunan. |
V | Bisa dirasakan hampir setiap orang, menyebabkan banyak orang terbangun, goyangan pohon dan tiang tiang dapat diamati. |
VI | Bisa dirasakan oleh semua orang, menyebabkan banyak orang keiuar ruangan, menyebabkan gerakan pada perabot rumah, menyebabkan terjadinya kerusakan kecil atau bergetar seperti ada truk besar lewat. |
VII | Setiap orang lari meninggalkan ruangan, menyebabkan kerusakan parah pada bangunan dengan struktur yang kurang baik kerusakan kerusakan kecil di berbagai tempat atau dengan tanda daun pintu bergoyang, air oak mandi juga bergoyang. |
VII | Bangunan dengan struktur khusus rusak sedikit, sementara yang lain roboh/kollaps dengan tanda lain jelas sekali bergoyang. |
IX | Semua bangunan rusak parah, beberapa bahkan rusak pada fondasinya, tampak rekahan rekahan pada tanah atau tanda lain banyak benda dalam rumah ikut berjatuhan. |
X | Banyak bangunan hancur, tanah merekah parah bahkan orang sulit berdiri tegak. |
XI | Hampir semua bangunan hancur, jembatan jembatan patah, adanya rekahan-rekahan yang sangat lebar pada tanah atau tanda lain sulit mengemudikan mobil, rumah bisa roboh. |
XII | Rusak total, gelombang tanah tampak pada permukaana bumi, berbagai objek tumbang dan terlempar atau tanda lain rumah-rumah tembok bisa roboh, bendungan hancur, rel kereta api banyak yang bengkok, benda benda terlempar ke udara |
C. Ayat-Ayat Al-Qur’an
Gempa yang sering terjadi di Indonesia yaitu gempa Vulkanik, gempa yang terjadi akibat aktivitas gunung api. Terjadi di pegunungan-pegunungan yang masih aktif. Di Indonesia juga perah terjadi tsunami. Tsunami masuk dalam jenis gempa lautan yaitu gempa episentrumnya di dasar laut, sehingga menimbulkan tsunami.
Segala sesuatu kejadian di muka bumi merupakan ketetapan Allah SWT. demikian pula dengan musibah bernama gempa bumi. Dan ternyata ada kaitannya antara waktu terjadinya musibah tiba gempa itu dengan surat dan ayat di dalam kitab suci Al-Qur’an.
Gempa di Padang jam 17.16, Q.S. Al-Israa’ ke-17 ayat 16 :
16. dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.
Ayat di atas memberi peringatan untuk orang-orang yang tidak mentaati Allah. Gempa susulan di Padang jam 17.58 Q.S. Al-Israa’ surat ke-17 ayat 58
58. tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).
Esoknya gempa menimpa Jambi jam 8.52 yaitu Q.S. Al-Anfaal surat ke-8 ayat 52
52. (keadaan mereka) serupa dengan Keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. mereka mengingkari ayat-ayat Allah, Maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Amat keras siksaan-Nya.
Ketiga ayat tersebut menjelaskan mengenai azab Allah berupa kehancuran dan kematian. Allah SWT. jelas hendak mengingatkan kita semua, agar kita semua sadar dengan gaya hidup yang kita jalani selama ini, agar kita menaati semua perintahNya dan menjauhi laranganNya. Semua kembali pada diri kita masing-masing.
Wallahu’alam Bishawab
A. Akibat Gempa Bumi
Gempa bumi dapat mengakibatkan kerusakan bangunan dan bahkan bisa menghancurkan infrastruktur yag telah tertata rapi, menimbulkan korban jiwa dan harta benda dalam jumlah yang besar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allah menurunkan musibah bukan tanpa sebab, Allah menurunkan gempa untuk mengingatkan pada kita semua agar mematuhi perintahNya dan menjauhi segala laranganNya dan selalu mengingatNya.
DAFTAR PUSAKA
Sarjono da Eko Supriono. Geografi. Surabaya. Mitreka. 2007.
0 komentar:
Posting Komentar