BAB I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Dinamika
diartikan sebagai gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang
dimasyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang
bersangkutan. Jadi dapat dikatakan bahwa dinamika kepemimpinan dapat berubah
dan berkembang sesuai dengan situasi kehidupan manusia yang bersifat dinamis.
Hubungan manusiawi dapat berubah dan berkembang sehingga perwujudan manusia
menjadi bersifat dinamis. Oleh karena itu seseorang yang menjadi pemimpin perlu
memiliki sifat kemanusiaan, demokratis dan mencintai rakyat bawahannya.
Kepemimpinan merupakan masalah manusia yang bersifat unik. Masalahnya tidak
sekedar menyentuh kehidupan manusia sebagai individu, tetapi juga makhluk
sosial. Oleh karena itu setiap proses kepemimpinan dalam keunikannya
masing-masing tidak dapat melepaskan diri dari kondisi yang bersifat dan
bernialai manusiawi. Keunikan masalah kepemimpinan seunik manusianya itu
sendiri, banyak persoalan yang perlu dipahami jika seseorang ingin menjadi
pemimpin yang baik dan efektif. Dinamika kepemimpinan kelompok, peranan
pemimpin, pengendalian dalam pemimpin, fungsi kelompok bagi individu adalah
persoalan yang perlu dipahami. Demikian pula, bagaimana seorang pemimpin
bertindak sesuai perkembangan situasi yang dihadapinya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
peranan kepemimpinan dalam dinamika kelompok?
2. Bagaimana
syarat pemimpin dalam dinamika kelompok?
3. Menjelaskan
fungsi kelompok bagi individu!
4. Menjelaskan
fungsi kepemimpinan dalam organisasi/kelompok!
C.
Tujuan
1. Mengetahui
peranan kepemimpinan dalam dinamika kelompok!
2. Agar
mengetahui syarat-syarat sebagai seorang pemimpin didalam kelompok!
3. Supaya
lebih menguatkan pengetahuan akan fungsi kelompok bagi setiap individu!
4. Dapat
mengetahui fungsi kepemimpinan dalam kelompok!
BAB II
Pembahasan
A.
Memahami
peranan pemimpin dalam dinamika kelompok
Secara
sosial psikologis kepemimpinan merupakan produk dari interaksi sosial. Pada
uraian dinamika kelompok telah diterangkan bagaimana proses terbentuknya
kepemimpinan dan juga telah digambarkan bahwa peranan pemimpin dalam dinamika
kelompok memegang arti besar. Oleh karena itu perlu kiranya dijelaskan terlebih
dahulu beberapa hal yang menyangkut seorang yang dinamakan pemimpin dan
kepemiminan itu.
1.
Peranan
kepemimpinan
Tiap
oraganisasi yang memerlukan kerjasama antar manusia dan menyadari bahwa masalah
manusia yang utama adalah masalah kepemimpinan. Kita melihat perkembangan dari
kepemimpinan pra ilmiah kepada kepemimpinan yang ilmiah. Dalam tingkatan ilmiah
kepemimpinan itu disandarkan kepada pengalaman intuisi, dan kecakapan praktis. Kepemimpinan
itu dipandang sebagai pembawaan seseorang sebagai anugerah Tuhan. Karena itu
dicarilah orang yang mempunyai sifat-sifat istimewa yang dipandang sebagai
syarat suksesnya seoran gpemimpin. Dalam tingkatan ilmiyah kepemimpinan
dipandang sebagai suatu fungsi, bukan sebagai kedudukan atau pembawaan pribadi
seseorang. Maka diadakanlah suatu analisa tentan gunsur-unsur dan fungsi yang
dapat menjelaskan kepada kita, syarat-syarat apa yang diperlukan agar pemimpin
dapat bekerja secara efektif dalam situasi yang berbeda-beda. Pandangan baru
ini membawa pembahasan besar. Cara bekerja dan sikap seorang pemimpin yang
dipelajari. Konsepsi baru tentang kepemimpinan melahirkan peranan baru yang harus
dimainkan oleh seorang pemimpin. Titik berat beralihkan dari pemimpin sebagai
orang yang membuat rencana, berfikir dan mengambil tanggung jawab untuk
kelompok serta memberikan arah kepada orang-orang lain. Kepada anggapan, bahwa
pemimpin itu pada tingkatan pertama adalah pelatih dan koordinator bagi
kelompoknya. Fungsi yang utama adalah membantu kelompok untuk belajar memutuskan
dan bekerja secara lebih efisien dalam
peranannya sebagai pelatih seorang pemimpin dapat memberikan bantuan-bantuan
yang khas. Yaitu :
1. Pemimpin
membantu akan terciptanya suatu iklim sosial yang baik.
2. Pemimpin
membantu kelompok dalam menetapkan prosedur-prosedur kerja.
3. Pemimpim
membantu kelompok untuk mengorganisasi diri.
4. Pemimpin
bertanggung jawab dalam mengambil keputusan sama dengan kelompok.
5. Pemimpin
memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.
2.
Dinamika
Kelompok
Sementar
itu didalam kaum dinamika kelompok mengetengahkan persyaratan pendidikan dalam
kelompok. Maksudnya ialah bahwa seseorang dapat saja menjadi pemimpin asal
dapat mementingkan kebutuhan-kebutuhan kelompok dalam rangka menjalankan
kepamimpinannya dan untuk memiliki persyaratan ini dapat dilakukan dengan jalan
melatih diri dalam kehidupan kelompoknya. Dilihat dari segi-segi yang ada, maka
kepemimpinan itu merupakan keseluruhan dari ketrampilan dan sikap merupakan
hal-hal yang dapat dipelajari dan dapat diajarkan pula yaitu dalam kelompok
(group lentered ledership).
Floyed
D. Ruch, mengemukakan tiga pembagian besar mengenai tugas seorang pemimpin
dalam kelompok, ketiga kelompok penggolongan tugas tersebut adalah :
1. Menentukan
struktur dari suatu situasit terentu (structuring the situation)
2. Mengadakan
pengawasan atas periaku para anggota dalam anggota (controling group behaviour)
3. Menjadi
juru bicara kelompok ke pihak luar.
Sebagaimana yang diuraikan diatas bahwa ada hubungan
yang tidak terpisahkan antara pemimpin kelompok dengan kepemimpinannya,
sehingga dengan mempelajari kepemimpinan dianggap perlu terlebih dahulu
mengatahui beberapa hal tentang pemimpin, akan dapat memahami kepemimpinan
termasuk sifat-sifat dan klasifikasinya.
2.1 Proses Pengambilan Keputusan
Keputusan
dari seorang pemimpin tidak datang secara tiba-tiba, tetapi melalui suatu
proses. Pengambilan keputusan yang akan diwujudkan menjadi kegiatan kelompok
merupakan hak dan kewajiban (tanggung jawab) puncak pimpinan berupa wewenang.
Dan wewenang itu dapat dilimpahkan. Allah Subhanahuata’ala berfirman dalam
surah Al- Nisa’ (4) ayat 58 yang artinya :
“Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hokum diantara manusia supaya kamu menetapan dengan
adil. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”
(QS. Al-Nisa’ (4) : 58)
Dalam pelimpahan wewenang tidak berarti pihak
penerima wewenang boleh membuat keputusan atau melakukan kegiatan sekehendak
hatinya. Tetapi harus tetap dalam batas norma-norma dan kebijakan umum yang
berlaku dalam organisasinya. Pelimpahan wewenang harus diiringi dengan
pelimpahan tanggung jawab. Tanggung jawab diartikan sebagai keharusan atau
kewajiban melaksanakan wewenang yang dimiliki dengan cara baik dan benar. Dan
menyampaikan laporan pelaksanaan atau hasilnya kepada pemberi wewenang, agar
tidak terjadi penyalahgunaan atau penyimpangan.
Pengambilan
keputusan oleh seorang pemimpin yang bersikap apriori adalah merupakan proses
baik yang berlangsung dalam pikiran maupun dalam kegiatan operasional pemecahan
masalah. Proses pengambilan keputusan itu berlangsung dengan tahapan sebagai
berikut :
a. Menghimpun
data melalui pencatatan dan bahkan mungkin berupa kegiatan penelitian.
b. Melakukan
analisis data
c. Menetapkan
keputusan yang ditempuh
d. Mengoperasionalkan
keputusan menjadi kegiatan atau tindakan
e. Selama
berlangsungnya kegiatan sebagai pelaksanaan keputusan akan diperoleh data
operasional baru.
Proses pengambilan keputusan seperti yang diuraikan
diatas telah menggambarkan bahwa dinamika kelompok sangat tergantung pada
keputusan-keputusan yang ditetapkan. Dari proses itu dihasilkan
keputusan-keputusan yang pelaksanaanya menjadi kegiatan yang berpegaruh
langsung pada perkembangan dan kemajuan organisasi. Jelas bahwa proses
pengambilan keputusan berpengaruh pada dinamika kepemimpinan.
2.2 Pengendalian Dalam Kepemimpinan
Tujuan
pokok kegiatan pengendalian dalam kepemimpinan adalah untuk memperoleh
tanggapan berupa kesediaan mewujudkan program kerja dari pada anggota
organisasi. Respons itu berarti juga sikap dan tingkah laku yang menunjukkan
ketaatan atau kepatuhan dalam melaksanakan tugas pokok yang menjadi beban kerja
masing-masing respons tersebut kesetiaan atau kepatuhan pada pemimpin, yang
diwujudkan dengan adanya kesediaan mengerjakan segala sesuatu sesuai
kehendaknya. Pemimpin menjalin hubungan kerja yang efektif melalui kerjasama
dengan orang-orang yang dipimpinnya. Dengan demikian semua program kerja akan
terlaksana berkat bantuan orang-orang yang dipimpin, karena setiap pemimpin
tidak mungkin bekerja sendiri, dan tidak mungkin bertindak dengan kekuasaannya
untuk memerintah orang lain bekerja semata-mata untuk dirinya. Pengendalian
dalam kepemimpinan disatu pihak bermaksud memelihara norma-norma atau
kepribadian atau kode etik organisasi yang mampu mengatur dan menggerakkan
anggota pada tujuan yang hendak dicapai. Sedang dipihak lain bermaksud juga agar
norma-norma atau kepribadian kelompok selalu seirama dengan perkembangan
masyarakat, sehingga organisasi berkembang secara dinamis namun tetap pada
tujuan bersama.
B.
Fungsi
kelompok bagi individu
Fungsi
kelompok adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kelompok dan bukan satu atau
dua orang anggota kelompok saja. Akan tetapi seseorang masuk dalam kelompok
biasanya disertai dengan harapan atau keinginan tertentu. Kebutuhan kelompok
itu bukan jumlah dari kebutuhan masing-masing individu. Oleh karena itu sering
terjadi persoalan ketidaksesuaian antara kebutuhan kelompok dengan kebutuhan
secara perseorangan. Dengan demikian dibutuhkan adanya pemimpin yang dapat
memenuhi kebutuhan individu dalam rangka memenuhi kebutuhan kelompok.
C.
Fungsi
kepemimpinan
1. Fungsi
kepemimpinan
Fungsi
artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja
suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan
situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang
mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam dan bukan diluar situasi
itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial karena harus diwujudkan dalam
interaksi atarindividu didalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi. Fungsi
kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti :
a. Dimensi
yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (Direction) dalam tindakan
atau aktivitas pemimpin.
b. Dimensi
yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang
yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi.
Secara operasional dapat dibedakan
dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu :
a.
Fungsi Intruksi
Fungsi ini
bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak
yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan
agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif
memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan
perintah.
b.
Fungsi Konsultasi
Fungsi ini
bersifat komunikasi satu arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan
keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan, yang
mengaharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai
mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan.
Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan kepada orang-orang yang dipimpin
dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedag dalam pelaksanaan.
Konsultasi ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik
(feedback) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan.dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat
diharapan keputusan-keputusan pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah
menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.
c.
Fungsi Partisipasi
Dalam
melaksanakan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan megambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Partisipasi ini tidak
berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah
berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang
lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan
bukan pelaksana.
d.
Fungsi Delegasi
Fungsi ini
dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan
keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari seorang
pemimpin. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang
penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki
kesamaan prinsip, persepsi, dan aspirasi.
e.
Fungsi Pegendalian
Fungsi
pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/efektif mampu mengatur
aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian
dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan
pengawasan.
Seluruh
fungsi kepemimpinan tersebut diseleggarakan dalam aktivitas kepemimpinan secara
integral. Pelaksanaanya berlangsung sebagai berikut :
·
Pemimpin berkewajiban menjabarkan
program kerja.
·
Pemimpin harus mampu memberikan petunjuk
yang jelas.
·
Pemimpin harus berusaha mengembangkan
kebebasan berfikir dan megeluarkan pendapat.
·
Pemimpin harus mengembangkan kerja sama
yang harmonis.
·
Pemimpin harus mampu memecahkan masalah
dan megambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab masing-masing.
·
Pemimpi harus berusaha
menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab.
·
Pemimpin harus mendayagunakan pengawasan
sebagai alat pengendali. Pada prinsipnya seorang pamimpin harus
mempertanggungjawabkan semua tindakannya, sebagai firman Allah
Subhanahuata’ala. Dalam surah Al-Isra’ [17] yang artinya :
“Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan hati, semuanya itu akan dimintai
pertanggungan jawabnya ”.
(QS. Al-Isra’ [17] 36)
BAB III
Penutup
A.
Kesimpulan
Ø Secara
sosial psikologis kepemimpinan merupakan produk dari interaksi sosial dan
peranan kepemimpinan dalam dinamika kelompok memegang arti besar yaitu :
1. Dalam
Peranan Kepemimpinan
Yaitu
dalam suatu organisasi memerlukan kerjasama antar manusia dan menyadari bahwa
masalah manusia yang utama adalah masalah kepemimpinan. Kita melihat
perkembangan dari ke-pemimpinan pra ilmiah kepada kepemimpinan yang ilmiah.
Dalam tingkatan ilmiah kepemimpinan itu disandarkan kepada pengalaman, intuisi,
dan kecakapan praktis kepemimpinan itu dipandang sebagai pembawaan seseorang
sebagai anugerah dari Tuhan. Oleh karena itu orang yang mempunyai sifat-sifat
istmewa yang dipandang sebagai syarat suksesnya seorang pemimpin.
2. Dalam
Dinamika Kelompok
Sementara
itu dalam dinamika kelompok mengetengahkan persyaratan pendidikan dalam
kelompok. Maksudnya ialah bahwa seseorang dapat saja menjadi pemimpin asal
dapat mementingkan kebutuhan-kebutuhan kelompok dalam rangka menjalankan
kepemimpinannya. Ada hubungan yang tidak terpisahkan antara kelompok, pemimpin
dengan kepemimpinannya sehingga mempelajari kepemimpinan perlu terlebih dahulu
mengetahui beberapa hal :
1. Proses
pengambilan keputusan
2. Pengendalian
dalam kepemimpinan.
Ø Fungsi
kelompok bagi individu
Fungsi
kelompok adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kelompok dan bukan kebutuhan
satu atau dua orang anggota saja, akan tetapi seorang individu masuk dalam
kelompok biasanya disertai dengan harapan tertentu.
Ø Fungsi
kepemimpinan
Fungsi
kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok
atau organisasi masing-masing, megisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada
didalam dan bukan diluar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala
sosial karena harus diwujudkan dalam interaksi sosial kelompok atau
organisasi.
B.
Saran
Dengan terselesainya makalah ini, kami berharap dapat
menambah wawasan kita tentang tentang pentingnya peranan pemimpin dalam
dinamika kelompok yang diartikan sebagai gerak atau kekuatan yang dimiliki oleh
sekumpulan kehidupan masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata
hidup masyarakat yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
-
Rivai Veithzal, Mulyadi Deddy
Kepemimpinan
Dan Perilaku Organisasi Jakarta : Rajawali Pers, 2010
Disusun OLeh :
1.
Ana Khusnul Ilma
2.
Rurin Agustina
0 komentar:
Posting Komentar